Rabu, 03 Juli 2013

Cara Membedakan Ikan Jantan dan Betina



Berikut ini ciri-ciri yang dilihat untuk membedakan kelamin ikan jantan dengan betina:

1. Primer (gonad dan saluran yang terlibat langsung dalam proses reproduksi)
- jantan : organnya testes dengan salurannya vas deferens
- betina : organnya ovarium dengan salurannya oviduk
baru diketahui setelah dilakukan pembedahan
2. Sekunder (terlihat dari luar, tidak terlibat langsung dalam reproduksi)
- bentuk/ukuran (dimorfisme)
badan, kepala, ukuran sirip, adanya genital papila, ovopositor
- warna (dikromatisme)
jantan : cerah, warna-warni
betina : sederhana, hanya satu warna
- tingkah laku
jantan : agresif, lincah, membuat sarang
betina : tenang, menunggu sarang selesai

Jenis kelamin suatu individu ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Silverin et al., 2000). Kedua faktor tersebut akan bekerja secara sinergis untuk menentukan ekspresi fenotipe suatu karakter. Faktor genetik yang memegang peranan utama dalam menentukan jenis kelamin disebut kromosom kelamin (gonosom), sedangkan kromosom yang tidak menentukan jenis kelamin autosom (yatim, 1986).
Menurut Hepher dan Pruginin (1981) ikan nila dapat dibedakan jantan dan betinanya pada saat berumur 3-6 bulan, karena pada umur tersebut ikan nila telah mampu untuk berkembang biak.
Dilihat dari ciri kelamin primer, ikan nila jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan jumlah lubang disekitar anus, pada ikan nila jantan terdapat dua lubang yaitu lubang anus dan lubang urogenital. (tempat keluarnya urine dan sperma) sedangkan pada betina terdapat 3 lubang yaitu anus, ureter (tempat kelauarnya urine) dan genital (tempat keluarnya telur). Sedangkan ciri sekunder pada ikan nila biasanya nila jantan memiliki tubuh yang lebih besar pada ukuran yang sama dan juga warnanya lebih gelap dibandingkan warna betinanya (Trewavas, 1982).
Antara induk betina-dan jantan ikan nila mempunyai perbedaan-perbedaan diantaranya :
v  Betina
o   Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
o                                     Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
o                                     Warna perut lebih putih.
o                                     Warna dagu putih.
o                                     Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
v  Jantan
o   Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
o                                     Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
o                                     Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
o                                     Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
o                                     Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
o                                     Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar.
Penebaran induk
            Induk ikan nila yang akan ditebar terlebih dahulu di seleksi berdasarkan morfologi dan kelaminnya. Setelah di seleksi induk kemudian ditimbang untuk mengetahui berat induk dan menentukan banyaknya pakan yang harus diberikan setiap harinya. Sebanyak 3 pasang induk yaitu 3ekor ikan nila jantan dan 9 ekor ikan nila betina di tebar di wadah pemeliharaan induk.
Seleksi Induk
Seleksi induk diawali oleh penentuan jenis kelamin induk, perbedaan induk mengandung telur dibandingkan induk gemuk dan perbedaan induk gonad muda (fase pertumbuhan) dibandingkan gonad matang. Pada kebanyakan ikan air tawar, sexual dimorphism induk jantan dan betina dapat mudah dibedakan, misalnya: ikan-ikan Lele (Clarias sp.), baung (Hemibagrus nemurus) dan nila (Oreochromis sp.) pada bentuk kelamin, ikan mola (silver carp, Hypophthalmichthys molitrix) dan koan (grass carp, Ctenoparingodon idella) pada bentuk tubuh dan permukaan sirip dada, ikan mas (Cyprinus carpio) dan gurame pada bentuk tubuh dan sperma keluar bila diurut, ikan-ikan patin (Pangasius sp.) dengan adanya sperma bila diurut dan pada kebanyakan ikan hias dengan perbedaan warna (sexual dichromatism). (Djarija, 1995)
Induk yang akan dipijahkan diberok terlebih dulu untuk mengetahui kandungan dalam perutnya adalah telur dan bukan kotoran. Pemberokan selama 1 - 2 biasanya dapat mengeluarkan kotoran dari dalam sistem pencernaan ikan dan mengurangi kandungan lemaknya. Bila induk mengandung telur, bentuk perutnya masih tetap membesar. (Djarija, 1995)
Secara sederhana, penentuan tingkat kematangan gonad dapat dilakukan dengan bentuk perut induk betina yang membesar dan bila diraba terasa lembek. Lebih lanjut, tingkat kematangan dapat diidentikasi dengan mengambil telur secara intra-ovarian biopsy menggunakan kateter/kanulator dan melihat keseragaman sebaran diameter dan warna telur. Teknik ini mudah dilakukan di lapangan bahkan bila mikroskop tidak tersedia untuk mengukur sebaran diameter dapat dilakukan dengan melihat perkiraan sebaran diamater pada permukaan kulit. Secara lebih akurat, penentuan kematangan gonad didasarkan pada migrasi inti yang diamati dibawah mikroskop setelah telur diberi larutan transparansi (larutan serra: 60% ethanol, 30% formaldehyde, 10% acetic acid). Gonad matang ditandai oleh adanya pergerakan inti menuju pinggir. (Djarija, 1995)
Djarijah, A. 1995. Nila Merah Pembenihan dan Pembesaran Secara Intensif. http://id.wiki.detik.com/wii/ikan_nila. pada tanggal 24 September 2012.
Trewavas, E. 1982. Tilapias: taxonomy and spesification. Di dalam: Biology and Culture of Tilapias (R.S.V Pullin and R.H. Lowe Mc Cannel eds.) ICLARM Conference Proceedings 7. International Centre for Living Aquatic Resource Management. Manila, Filipina.


Padat Tebar Ideal
Untuk memperoleh tingkat pertumbuhan yang optimal, padat penebaran di kolam luas adalah 15.000 - 20.000 ekor per 1.000 meter persegi atau 15 - 20 ekor per meter persegi. Pemeliharaan benih untuk menghasilkan kategori fingerling bisa dilakukan di kolam terbuka (luas) dan kolam tertutup (sempit, misal bak semen). (Webster, 2002)
Webster. 2002. Kebutuhan Nutrien Ikan. http://bbat-sukabumi.tripoid.com/kebutuhan_ikan_benih_gift.htm. pada tanggal 24 September 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Like this blog