Berikut ini ciri-ciri yang dilihat untuk membedakan kelamin ikan
jantan dengan betina:
- jantan : organnya testes dengan salurannya vas deferens
- betina : organnya ovarium dengan salurannya oviduk
baru diketahui setelah dilakukan pembedahan
2. Sekunder (terlihat dari luar, tidak terlibat langsung dalam
reproduksi)
- bentuk/ukuran (dimorfisme)
badan, kepala, ukuran sirip, adanya genital papila, ovopositor
- warna (dikromatisme)
jantan : cerah, warna-warni
betina : sederhana, hanya satu warna
- tingkah laku
jantan : agresif, lincah, membuat sarang
betina : tenang, menunggu sarang selesai
Jenis kelamin suatu individu
ditentukan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Silverin et al., 2000).
Kedua faktor tersebut akan bekerja secara sinergis untuk menentukan ekspresi
fenotipe suatu karakter. Faktor genetik yang memegang peranan utama dalam
menentukan jenis kelamin disebut kromosom kelamin (gonosom), sedangkan kromosom
yang tidak menentukan jenis kelamin autosom (yatim, 1986).
Menurut Hepher dan Pruginin
(1981) ikan nila dapat dibedakan jantan dan betinanya pada saat berumur 3-6
bulan, karena pada umur tersebut ikan nila telah mampu untuk berkembang biak.
Dilihat dari ciri kelamin
primer, ikan nila jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan jumlah lubang
disekitar anus, pada ikan nila jantan terdapat dua lubang yaitu lubang anus dan
lubang urogenital. (tempat keluarnya urine dan sperma) sedangkan pada betina
terdapat 3 lubang yaitu anus, ureter (tempat kelauarnya urine) dan genital
(tempat keluarnya telur). Sedangkan ciri sekunder pada ikan nila biasanya nila
jantan memiliki tubuh yang lebih besar pada ukuran yang sama dan juga warnanya
lebih gelap dibandingkan warna betinanya (Trewavas, 1982).
Antara induk betina-dan jantan
ikan nila mempunyai perbedaan-perbedaan diantaranya :
v Betina
o
Terdapat
3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan
lubang urine.
o
Ujung
sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
o
Warna perut lebih putih.
o
Warna dagu putih.
o
Jika
perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
v
Jantan
o
Pada
alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap
lubang urine.
o
Ujung
sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
o
Warna
perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
o
Warna
dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
o
Jika
perut distriping mengeluarkan cairan.
o
Ikan
nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar.
Penebaran induk
Induk ikan nila yang akan ditebar
terlebih dahulu di seleksi berdasarkan morfologi dan kelaminnya. Setelah di
seleksi induk kemudian ditimbang untuk mengetahui berat induk dan menentukan
banyaknya pakan yang harus diberikan setiap harinya. Sebanyak 3 pasang induk
yaitu 3ekor ikan nila jantan dan 9 ekor ikan nila betina di tebar di wadah
pemeliharaan induk.
Seleksi Induk
Seleksi induk diawali oleh penentuan jenis kelamin
induk, perbedaan induk mengandung telur dibandingkan induk gemuk dan perbedaan
induk gonad muda (fase pertumbuhan) dibandingkan gonad matang. Pada kebanyakan
ikan air tawar, sexual dimorphism induk jantan dan betina dapat mudah
dibedakan, misalnya: ikan-ikan Lele (Clarias sp.), baung (Hemibagrus
nemurus) dan nila (Oreochromis sp.) pada bentuk kelamin, ikan
mola (silver carp, Hypophthalmichthys molitrix) dan koan (grass carp, Ctenoparingodon
idella) pada bentuk tubuh dan permukaan sirip dada, ikan mas (Cyprinus
carpio) dan gurame pada bentuk tubuh dan sperma keluar bila diurut,
ikan-ikan patin (Pangasius sp.) dengan adanya sperma bila diurut dan
pada kebanyakan ikan hias dengan perbedaan warna (sexual dichromatism).
(Djarija, 1995)
Induk yang akan dipijahkan diberok terlebih dulu
untuk mengetahui kandungan dalam perutnya adalah telur dan bukan kotoran.
Pemberokan selama 1 - 2 biasanya dapat mengeluarkan kotoran dari dalam sistem
pencernaan ikan dan mengurangi kandungan lemaknya. Bila induk mengandung telur,
bentuk perutnya masih tetap membesar. (Djarija, 1995)
Secara sederhana, penentuan tingkat kematangan
gonad dapat dilakukan dengan bentuk perut induk betina yang membesar dan bila
diraba terasa lembek. Lebih lanjut, tingkat kematangan dapat diidentikasi
dengan mengambil telur secara intra-ovarian biopsy menggunakan
kateter/kanulator dan melihat keseragaman sebaran diameter dan warna telur.
Teknik ini mudah dilakukan di lapangan bahkan bila mikroskop tidak tersedia
untuk mengukur sebaran diameter dapat dilakukan dengan melihat perkiraan
sebaran diamater pada permukaan kulit. Secara lebih akurat, penentuan
kematangan gonad didasarkan pada migrasi inti yang diamati dibawah mikroskop
setelah telur diberi larutan transparansi (larutan serra: 60% ethanol, 30%
formaldehyde, 10% acetic acid). Gonad matang ditandai oleh adanya pergerakan
inti menuju pinggir. (Djarija, 1995)
Djarijah, A. 1995. Nila Merah Pembenihan dan Pembesaran Secara
Intensif. http://id.wiki.detik.com/wii/ikan_nila.
pada tanggal 24 September 2012.
Trewavas, E. 1982. Tilapias: taxonomy and spesification. Di dalam: Biology
and Culture of Tilapias (R.S.V Pullin and R.H. Lowe Mc Cannel eds.) ICLARM
Conference Proceedings 7. International Centre for Living Aquatic Resource
Management. Manila,
Filipina.
Padat Tebar Ideal
Untuk memperoleh tingkat pertumbuhan yang optimal, padat penebaran
di kolam luas adalah 15.000 - 20.000 ekor per 1.000 meter persegi atau 15 - 20
ekor per meter persegi. Pemeliharaan benih untuk menghasilkan kategori fingerling
bisa dilakukan di kolam terbuka (luas) dan kolam tertutup (sempit, misal bak
semen). (Webster, 2002)
Webster. 2002. Kebutuhan Nutrien Ikan. http://bbat-sukabumi.tripoid.com/kebutuhan_ikan_benih_gift.htm.
pada tanggal 24 September 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar